Rabu, 05 Agustus 2015

Tingkat Kematiaan Ulat Sutera pada Saat Pemeliharaan Berlangsung

Mortalitas ulat sutera merupakan banyak kematian ulat sutera yang terjadi pada saat pemeliharaan berlangsung yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kebersihan media hidup, suhu, kelembaban, cahaya, dan pertukaran udara pada tempat pemeliharaan. Menurut Purwanti (2007). mortalitas  ulat  sutera  yang  diamati  adalah  total  tingkat  kematian  ulat sutera  selama pemeliharaan  ulat pada  instar I, II, III, IV, dan  V.
Pengamatan terhadap mortalitas ulat sutera dilakukan dengan cara menghitung perbandingan jumlah ulat yang mati dengan jumlah ulat keseluruhan dalam satu plot yang dinyatakan dalam persen. Pengamatan dilakukan langsung dengan memisahkan ulat yang mati dengan ulat yang masih hidup.
cholifah 2012 faktor lingkingan yang menjadi penyebab adalah  seringnya ulat bersentuhan dengan aktvitas peneliti ,misalnya saat pengantian pakan, pembersihan sarang, kondisi lingkungan yang dekat jalan, panen tembakau mempengaruhi terhadap kualitas udara saat pemeliharaan berlangsung.
Kondisi suhu dan kelembaban sangat mempengaruhi kesehatan ulat. Suhu dan kelembaban yang tidak berada pada kisaran toleransi ulat akan menyebankan ulat kurang nafsu makan dan kekurangan makanan menyebabkan ulat mudah terserang penyakit (purwanti 2007)
Ulat sutera instar I-III tahan terhadap temperature dan kelembaban yang tinggi, sedangkan untuk ulat besar instar IV-V sensitive terhadap temperature dan kelembaban yang tinggi serta sirkulasi udara yang buruk PPUS 2002 dalan Cholifah 2012
Sri wahyones 2014, mortalitas ulat yang tinggi menunjukan jumlah ulat sutera yang bertahan hidup menghasilkan kokon yang semakin rendah pula begitupun sebaliknya.
Santi 2014 dengan jenis alas paraffin yang mengandung hidrokarbon padat yang mempunyai titik cair rendah dan mudah larut yang menyebabkan alas ini tidak dapat menyerap air sehingga menyebabkan klelembaban yang tinggi berpengaruh dipernapasan ulat sehingga menimbulkan penyakit dan mati.

Nuhendar 2009 dalam santi 2014 menyatakan bahwa mortalita larva akan meningkat skitar 20%-50% pada instar IV dan V
        Kaomini dan nunuh 2003 dalam santi 2014 jika kondisi suhu terlalu tinggi maka pertumbuhan ulat akan lebih cepat, masa makan ulat akan berkurang sehingga nutrisi yang dibutuhkan oleh ulat tidak tercukupi akibatnya ulat mudah diserang penyakit.
        Kusumaputra 1979 dalam Nuraeni dan beta 2007 menyatakan bahwa daya tahan hidup ulat sutera banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama suhu dan kelembaban udara selama pemeliharaan.

        Nuraeni dan beta 2007 menyatakan bahwa rendahnya persentase daya tahan hidup ulat besar disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor lingkungan yang sulit dikendalikan seperti keadaan cuaca yang berubah-ubah dan adanya serangan dari organisme perusak (semut, kadal, cecak dan tikus).

1 komentar:

  1. How do you know if blackjack is a good game? - Dr.MD
    In the game of blackjack, 부천 출장마사지 each player must select the cards that 안산 출장샵 they want, including 순천 출장마사지 their colored one. The dealer's card 밀양 출장마사지 is 시흥 출장마사지 red,

    BalasHapus